
- Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka. Dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah, Dia-lah Maha Pemberi Rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi sangat Kokoh. (Q.S Adz-Dzariyat [51] : 56-58 )
- Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihkan dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu malam di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa tenang. Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhanmu adalah lebih baik dan lebih kekal. Dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (Q.S Yhaahaa [20] : 130-132).
- Rasulullah itu kaya. Dia pedagang tangguh dan ulung. Khadijah isterinya adalah entrepreneur paling sukses dan paling kaya saat itu. Meski kaya Rasulullah tidak sombong. Rasulullah tidak lupa diri. Meski kaya Rasulullah tetap bersahaja. Rumah biasa-biasa. Pakaian sederhana, tidak glamour. Kendaraan (onta)-nya juga tidak gampang ganti.
- Al-Qur’an telah jelas-jelas mengajarkan bahwa rezeki dicari untuk dibagi, bukan untuk dimakan sendiri. Ya dibagi dengan sesama manusia (menolong orang lain yang membutuhkan), dengan alam (menjaga ekosistem), dan dengan Sang Pencipta (sarana mendekatkan diri kepada-Nya). Konsep bahwa rezeki dicari untuk dibagi itulah yang disebut dengan “ibadah”. Seharusnya semakin kaya seseorang, maka semakin hebat pula kualitas beribadahnya. Sebab, hal itulah yang menjadi janji Allah sebagai “akibat” (yang baik) bagi orang-orang yang bertakwa.
- Sesungguhnya yang seharusnya kita cari dari harta kekayaan adalah keberkahannya. Harta yang berkah adalah harta yang semakin banyak mendatangkan kemaslahatan umat. Harta yang semakin memperekat tali rumah tangga, memperkokoh tali kasih dengan keluarga, tetangga, teman daln lain sebagainya. Harta yang berkah adalah harta yang semakin mendekatkan diri kita kepada Allah. Jadilah kita orang yang tidak hanya kaya secara materi, tapi juga kaya jiwa, atau sebaliknya.
- Ada tiga hal yang merusak dan ada tiga hal yang menyelamatkan. Tiga hal yang merusak adalah : keserakahan yang dipatuhi, nafsu yang dituruti, dan seseorang yang sombong dan bangga pada dirinya sendiri. Adapun tiga hal yang menyelamatkan adalah : takut kepada Allah, baik ketika ia sendiri maupun ditempat umum, tidak berlebih-lebihan dalam kekayaan maupun kemiskinan, dan keadilan dalam kemarahan maupun kesenangan.” (HR Al-Bazzar, Abu nu’aym, dan al-Baihaqi).
- Rasulullah berdoa,”Ya Allah letakkan dunia di tanganku. Jangan di hatiku.”
- Pada hari pembalasan nanti, setiap orang akan ditanyai mengenai harta yang telah diperolehnya. Pertanyaan-pertanyaan itu akan dilaksanakan segera setelah seseorang dibangkitkan dari kubur. “ kedua kaki anak Adam tidak akan bergerak di Hari Pembalasan dihadapan Tuhannya. Sehingga ia ditanya tentang lima hal; hidupnya, bagaimana ia menjalaninya; masa mudanya, bagaimana ia menghabiskannya; hartanya, bagaimana ia mendapatkannya dan membelanjakannya; dan ilmunya, bagaimana ia mengamalkannya; demikian sabda Rasulullah sebagaimana diriwayatkan At-Tirmidzi.
Bagi Sahabat Pintar yang ingin membaca buku Rasulullah Business School, datang langsung ya ke Taman Bacaan Rumah Pintar KEMBAR
Jl.Solo-Yogya km.30 Jombor Ceper Klaten. Telp (0272) 3154 777.
Buka Senin-Sabtu 08.00-20.00 dan Minggu 08.00-14.oo.
Kami tunggu kedatangan Anda di Rumah Pintar Kembar