Menjadi Orang yang Action Oriented

Sahabat Pintar, tahu action oriented? Apa sahabat pintar termasuk orang yang action oriented?

Orang2 yang Action Oriented memiliki tiga ciri:

Pertama. Mereka percaya bahwa Ide (saja) tidak membuat kita sukses.

Kita boleh memiliki ide brilian, hebat, luar biasa. Namun hanya akan
berhenti sebatas gagasan, kalau kita tidak melakukan apapun untuk membuat
ide tersebut menjadi realitas.

Banyak pengusaha merasa hebat karena punya gagasan hebat. Saking hebatnya
ide nya disimpan rapat2. Kalau bisa jangan sampai ketahuan orang. Hingga
suatu saat terkaget2 menyaksikan orang lain sukses melaksanakan ide yang
sepertinya mirip ide hebatnya. Dan tinggal-lah orang tersebut mengatakan:
Itu ide saya. Atau: saya pernah punya ide yang sama.

Ciri Kedua adalah: Orang yang Action Oriented tidak menunggu kondisi
sempurna.

Seringkali kita tidak bertindak karena menunggu “kondisi ideal”. Memang,
idealnya gagasan2 kita dilaksanakan dalam kondisi tertentu yang akan
mendukung gagasan tersebut supaya berkembang dengan baik.

Mirip seperti orang mau menikah, namun menunggu nanti kalau punya rumah,
lalu mobil, lalu tabungan cukup, lalu simpanan emas cukup, lalu … dan tidak
akan pernah berhenti kita menunggu.

Atau seperti orang mau resign untuk memulai usaha, tapi menunggu2 kondisi
sempurna sebelum resign. Menunggu tabungan cukup, menunggu anak2 agak
besar, menunggu karir mencapai puncak, menunggu … dan menunggu.

Setelah satu kondisi terpenuhi, kita akan menciptakan kondisi berikutnya
yang akan membuat kita semakin jauh dari tindakan nyata.

Ciri Ketiga yg dimiliki oleh orang2 yang berani bertindak adalah: Bagi
mereka tindakan adalah obat rasa takut.

Berani bertindak saat kondisi tidak ideal? Apa tidak takut? Ya pasti ada
rasa takut.

Namun obat paling mujarab dari rasa takut adalah bertindak. Karena setelah
bertindak hari-hari kita akan diisi dengan langkah nyata untuk menghadapi
kenyataan yang terbentang didepan kita. Kita akan sibuk melakukan sesuatu,
satu tindakan diikuti tindakan2 berikutnya. Gak sempat takut.

Gagasan tentu adalah awal dari segalanya. Berwacana juga perlu untuk
mengasah ketajaman gagasan kita. Namun bukankah tindakan yang akan membawa
keajaiban? Take action miracle happen.

Dikutip dari: Milis TDA – ditulis oleh Fauzi Rachmanto