Kebahagiaan itu bisa dibeli, bukan dengan uang, melainkan dengan sikap rendah hati.
Berbeda dengan kesombongan dan keberhasilan yang lapar dengan
sebutan positif, keheningan tidak lagi terlalu hirau dengan sebutan.
Hening bukan lawannya riuh. Hening bukan musuhnya ribut. Hening bukan
juga atribut yang haus pujian. Hening adalah hening. Ia tidak
berlawankan apa-apa.
Hidup mirip dengan sekolah. Ketika badai datang, itu tandanya sedang ulangan umum. Begitu selesai, kita naik kelas.
Setiap kebahagiaan yang bergantung dari luar, ia berumur pendek. Hanya pohon kebahagiaan yang berakar ke dalam yang bisa abadi.
Uang dapat membeli rumah, tapi hanya cinta yang bisa membuatnya menjadi rumah kebahagiaan.
Kebijaksanaan tidak memilih positif atau negatif. Mirip listrik,
ketika kedua kutub positif-negatif terkelola baik, ada cahaya yang
menyala.
Bila masih ada orang yang bisa membuat kita bahagia/menderita, itu
tandanya saklar kebahagiaan dipegang orang lain. Seorang master memegang
saklarnya sendiri.
Kebahagiaan adalah apa yang terjadi di dalam diri ketika membuat orang lain bahagia.
Penderitaan dan cacian orang ternyata sejenis vitamin jiwa yang membuatnya jadi menyala.
Jika kita tidak bisa menjadi guru di lingkungan masing-masing,
setidak-tidaknya menjadi guru di keluarga sendiri. Inilah cahaya kecil
yang bisa kita wariskan saat kita meninggal. Kita memang tidak mungkin
pada masa ini mendapatkan cahaya besar. Namun jika cahaya-cahaya kecil
itu banyak, akan terang juga. Lilin itu bercahaya kecil, tetapi jika 2
miliar batang akan menerangi semesta
Kesedihan dan kebahagiaan adalah permainan bagi jiwa yang sedang
bertumbuh jadi dewasa. Bagi jiwa yang sudah dewasa tahu kalau keduanya
bersifat sama: tidak pasti, datang dan pergi.