Karena Kehendak Allah

Firman Allah :

Mereka mengetahui nikmat Allah (tetapi) kemudian mereka mengingkarinya.
(QS. An Nahl: 83).

Dalam menafsiri ayat di atas Mujahid (seorang Tabi’in, murid sahabat Rosululloh, Ibnu Abbas) mengatakan bahwa maksudnya adalah kata-kata seseorang:

“Ini adalah harta kekayaan yang aku warisi dari nenek moyangku.”

Aun bin Abdullah mengatakan:
Yakni kata mereka kalau bukan karena fulan, tentu tidak akan menjadi begini.

Ibnu Qutaibah berkata, menafsiri ayat di atas: mereka mengatakan: ini adalah sebab syafaat sembahan- sembahan kami.

Ibnu Taimiyyah – setelah mengupas hadits yang diriwayatkan oleh Zaid bin Khalid yang di dalamnya terdapat sabda Nabi:
Sesungguhnya Allah berfirman: pagi ini sebagian hamba-Ku ada yang beriman kepada Ku dan ada yang kafir

Sebagian ulama salaf mengatakan: yaitu seperti ucapan mereka:
anginnya bagus, nahkodanya cerdik, pandai, dan sebagainya, yang bisa muncul dari ucapan banyak orang.

Penjelasan:

Banyaklah kita mendengar, bahkan menjadi pemahaman pada orang2 disekitar kita

Misal:

Contoh 1:
Seseorang berangkat dengan mobilnya pada saat jam yang sangat sibuk, yg biasanya harus memakan waktu lebih dari 1 jam (karena kondisi pada jam macet).
Tapi dia suatu waktu dia hanya butuh waktu 1/2 jam saja.
Ketika dia ditanya “kok bisa cuman butuh waktu 1/2 jam saja ?”
Dia menjawab, “karena Supir ku yang baru, dia sangat terlatih, jadi bisa datang lebih cepat dari biasanya”.

Contoh 2:
Seseorang yang sudah kaya dari lahir, dan dia berpemahaman, dia itu kaya karena memang “dari sono” nya, karena dari kakek buyut nya s/d dia adalah orang kaya.

Contoh 3:
Di suatu perumahan lagi disantroni maling, tetangga kiri dan kanan dan beberapa rumah yg lain terkena musibah kemalingan, cuman rumahnya yg tidak kena kemalingan.
Dia ditanya oleh seorang wartawan, kenapa kok bisa selamat dari kemalingan ?
Dia menjawab:
“Karena rumahku aku memiliki satpam pribadi dan punya anjing penjaga, jadi bisa terhindar dari kemalingan.”

Contoh 4:
Seseorang pengusaha lagi di ujung tanduk, selangkah lagi usahanya bangkrut total.Tapi ternyata ada seseorang teman dekat yg telah lama tidak bertemu, tiba2 datang dan meng order produk pengusaha itu
dalam jumlah yang sangat banyak. Jadi setelah bisnisnya di ujung tanduk, akhirnya bisa terhindar dari Jurang Kebangkrutan.
Dia berkata pada setiap relasi bisnis nya:
“Kalau bukan karena si fulan (teman dekat yg mengorder produknya tsb. ) maka dipastikan aku sekarang sudah terlunta2 karena bisnisku ambruk, bangkrut.”

Contoh 5:
Bisnisnya adalah penjual makanan ritel di dekat dengan pusat perkantoran.Omzet pada hari tersebut sangatlah besar, dia berpemahaman di dalam hati:
“jelaslah hari ini omzet ku sangat besar, kan hari ini tanggal muda, kan orang2 di pusat perkantoran dekat sini baru pada gajian.”

Dan banyak sekali contoh2 lainnya yg bertebaran di sekitar kita, bahkan bisa juga kita secara tidak sengaja di dalam hati sempat muncul tersirat pikiran seperti diatas.
Hal inilah yang disebut dalam Bab Kitabut Tauhid sebagai sebuah Kufur Nikmat,
Karena, orang2 tersebut menyandarkan semua maslahat (kebaikan) yang didapat adalah pada mahluk ALLAH, bukan pada ALLAH.

(Pada Supir, kakek buyut yang sangat kaya, teman lama yg mengorder, masa gajian, dll)

Padahal semua yang terjadi di dunia ini karena kehendak ALLAH.

Karena misal, seseorang atau siapapun (meskipun dia manusia yg paling berkuasa di dunia pun)
Bila dia ingin melakukan sesuatu, dan berusaha dengan sangat sungguh2 untuk melakukan sesuatu itu, tapi pastilah masih ada sisa celah kemungkin (possibility) bahwa usaha nya bisa saja tidak berhasil.
Karena itulah, meskipun sudah berusaha sangat keras, meskipun sangat ingin sesuatu, tapi karena ALLAH berkehendak lain, maka bisa saja hal yang kita inginkan itu tidak akan kejadian.
Meskipun supirnya juara F1 sekalipun, kalau ALLAH tidak menghendaki, ya tetep aja mobilnya terperangkap macet.
Meskipun dari kakek buyut s/d orang tuanya sangatlah kaya raya, tapi kalau ALLAH menakdirkan dia jadi sangat miskin, ya tetep aja dia akan jadi miskin.
Meskipun dirumahnya dia, memiliki penjaga lulusan CIA (mungkin) dengan sistem keamanan tercanggih, tapi kalau ALLAH menghendaki, ya tetep aja rumahnya kemalingan.
Meskipun pada saat itu semua orang di kompleks perkantoran itu baru aja gajian semuanya.Tapi apa daya kalau ALLAH menghendaki pada hari itu tidak ada pembeli satupun jua.

Maka agar kita selalu sadar, dan janganlah sampai terlupa, kalau semua kebaikan (rejeki) yang kita rasakan,
semua itu karena ALLAH, bukan karena yang lain.


bersyukur
Sumber Gambar: blogricho.blogdetik.com


Ditulis oleh: -ino ibnu permadi-

Sumber: Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia Group