Sebuah artikel yang diambil dari milis TDA, monggo disimak bersama, termasuk yang manakah kita?
Pengusaha-pengusaha muda yang sangat menjanjikan, namun pada akhirnya sibuk dengan urusan
memahkotai diri nya, sehingga usaha nya tdk berkembang optimal. Kesibukan
membangun citra sampai-sampai menyita waktu lebih banyak dibanding mengurus
usaha. Belum lagi urusan aksesoris sebagai “pengusaha sakses” yang wajib
dimiliki. Mulai dari kendaraan, gadget, lingkungan pergaulan.
Terkadang jadi lupa, bahwa sesungguhnya yang harus dimahkotai adalah
perusahaannya.
Tentu ada juga contoh sebaliknya.
Cukup banyak juga. Sahabat-sahabat
pengusaha yang hidupnya tetap sederhana, minim publisitas, jauh dari
selebritas, namun hasil kerja nya luar biasa. Karena mereka memilih untuk
memahkotai perusahaannya, dan tetap ikhlas sekalipun dirinya mungkin
dianggap “tiada”.
Mungkin karena sudah panggilan jiwa, maka tidak penting lagi apakah diri
nya yang menyandang pujian, atau orang lain. Bagi mereka, senyum yang
mengembang dibibir pelanggan, tawa para karyawan, dan kepuasan mitra usaha
nya, sudah cukup.
Para aktivis TDA, yang bekerja ikhlas tidak demi nama pribadinya.
Para pengusaha, yang bekerja ikhlas tidak demi kejayaan pribadi nya.
Mereka akan tetap besar, sekalipun tanpa mahkota.
Ditulis oleh: Fauzi Rachmanto – milis Tangan Di Atas