tafsir kebahagiaan

Tafsir Kebahagiaan part 1

Masa lalu menjadi romantika atau trauma, masa depan menjadi harapan atau kecemasan,  dua-duanya akan mempengaruhi masa kini; apakah Anda bahagia atau menderita.  Masa lalu dan masa depan adalah realitas yang objektif.

Seperti seseorang fotografer yang selalu mencari sudut bidikan yang tepat untuk mendapatkan gambar terbaiknya. Jika gambar hasil bidikan tidak seperti  yang harapan,  yang bisa Anda lakukan adalah mengambil sudut lain untuk mendapatkan gambar yang lebih bagus.  Sebab,  sama sekali Anda tidak bisa mengubah posisi gunung.

“ibda’ binafsik”,  Mulailah dari dirimu.  ”

Sebelum menyucikan orang lain,  sucikanlah diri Anda lebih dahulu.  Anda tidak dapat mencintai orang lain dengan tulus sebelum Anda mencintai diri Anda sendiri.  Anda boleh meminta maaf setelah Anda memaafkan. Akhirnya, Anda hanya bisa membahagiakan orang lain jika Anda sudah berhasil membahagiakan diri Anda.

Bukankah sudah kulapangkan dadamu,  kuturunkan beban berat di pundakmu, dan kumuliakan namamu?! Sungguh,  bersama  kesulitan selalu ada kemudahan. Bersama kesulitan benar-benar selalu ada kemudahan.  Jika telah selesai dengan satu pekerjaan,  bersiaplah pada pekerjaan selanjutnya.  Dan,  kepada Tuhanmu semata hendaknya kau berharap(al-Insyirah:1-8).

tafsir kebahagiaan

Dalam buku How To Stop Worrying and Start Living karya Dale Carnegie dikisahkan,  seorang pebisnis di  Amerika memasang sebuah tulisan di kantornya; Aku pernah berduka karena kehilangan sepatu sampai aku berjumpa dengan orang yang kehilangan kedua kakinya.

Ceritanya, perusahaan si pebisnis itu bangkrut.  Setelah menyelesaikan urusan piutang dengan bank,  ia memutuskan pulang kampung,  berkumpul bersama keluarganya.  Saat  hendak menyeberang jalan,  ia disapa dengan ekspresi bahagia oleh orang yang   berjalan dengan kursi roda.  Ia tertengun,  melihat kondisi orang yang menyapanya itu.

Kisah diatas menggambarkan gejala missing style syndrome; setitik derita menjadi seolah raksasa karena perhatian hanya tertuju padanya,  dengan mengabaikan bahwa yang setitik itu sesungguhnya berada di tengah belantara bahagia.

Demikian Al-Quran mengajarkan:bersama kesulitan benar benar selalu ada kemudahan.  Jangan habiskan perhatian kita pada penderitaan dan kesulitan,  sebab itu akan membawa pada penderitaan dan kesulitan selanjutnya,  melainkan,  arahkan perhatian kita pada kenikmatan yang ada.  Niscaya kita akan menjadi hamba yang bersyukur.

Diambil dari buku Tafsir Kebahagiaan karya Jalaluddin Rakhmat.

Buat Sahabat Pintar yang mau baca buku ini, langsung datang aja ya ke Rumah Pintar Kembar, Jl. Solo-Yogya km.30 Jombor Ceper Klaten. Tersedia berbagai buku bacaan menarik di Taman Bacaan Rumah Pintar Kembar. GRATISSS baca di tempat sepuasnya ^__^