
52. “Hidup ini memang sementara, jika dibandingkan dengan panjangnya keindahan hidup akhirat. Tetapi, berapa lamakah kita boleh menderita dalam rasa sakit, kemiskinan, dan ketertindasan di dunia ini? Pengertian mengenai kesementaraan hidup, bukanlah ijin untuk menelantarkan kehidupan dunia. Kehidupan dunia yang memuliakan keluarga dan sesama sebagai bukti iman kepada Tuhan, adalah jalan indah menuju surga.”
53. “Ada anak muda berkata bahwa saya berbicara penuh nasehat, karena belum pernah miskin dan menderita. Lalu saya ceritakan bahwa sebagai anak muda, saya dulu miskin, minder, dan takut masa depan. Dia membantah lagi dan berkata bahwa tidak mungkin saya lebih miskin darinya. Lho, khoq jadi lomba miskin-miskinan? Berhentilah berfokus pada penderitaan, segera lakukan sesuatu untuk keluar dari penderitaan.”
54. “Hidup ini seperti main kartu. Bukan kualitas kartu yang kita pegang yang menentukan kemenangan, tetapi bagaimana kita memainkan kartu apa pun yang kita pegang. Pribadi sederhana yang jujur dan ikhlas bekerja keras melayani sesama, akan mengalahkan pewaris kerajaan yang suka mengeluh dan malas. Marilah kita berhenti mengeluhkan ketidak-pastian masa depan, dan melebihkan yang bisa kita lakukan hari ini.”
55. “Janganlah engkau meniru mereka yang menggelar pameran dan pesta glamorous untuk mengumumkan kesucian cinta mereka, hanya untuk berakhir sebagai santapan penuh suka cita bagi para pemberita aib sesama. Bukan mahalnya biaya cinta, yang melanggengkan keindahan dari kebersamaanmu berdua, tetapi kesederhanaan yang ikhlas dari hatimu untuk setia kepada janjimu. Pengkhianatan selalu melukai hati yang baik.”
56. “Tugas para malaikat dipermudah oleh orang yang hatinya ikhlas. Tugas setan dipermudah oleh orang yang santai merusak kesehatannya sendiri dengan kesenangan palsu, yang merusak hubungan baik, yang menelantarkan kasih sayang, dan yang suka menjadi parasit yang merepotkan orang lain. Marilah kita berdoa agar hati kita dimudahkan untuk menerima nasehat baik, meniru teladan baik, dan ikhlas membarukan diri.”
57. “Ketertarikan gila saat pertama cinta ditemukan, memang mudah menyatukan dua pribadi yang sangat berbeda untuk berjanji setia sepanjang hidup. Hanya saja, panjangnya hidup yang dilihat oleh mata yang mabuk cinta, bisa jadi sangat pendek. Itu sebabnya cinta saja tidak cukup. PERSAHABATAN dan LOGIKA YANG JERNIH antara dua jiwa itulah yang memanjangkan cinta mereka menjadi kebersamaan yang membahagiakan.”
58. “Wanita adalah kesatuan yang indah dari tiga peran penting dalam hidup pria-nya. Yang pertama, sebagai kekasih, Yang kedua, sebagai sahabat, dan yang ketiga, sebagai ibu. Seorang pria tidak membutuhkan wanita petengkar di dalam rumahnya. Dia ingin manja dan menyerah kepada wanita yang memelihara dan membangunnya menjadi pemimpin kehidupan yang besar. Pria bermasa-depan besar selalu manja kepada wanitanya.”
59. “Orang yang menyesal, sakit hati, atau tersiksa – tetapi segera bekerja keras setelah berdoa, lebih mudah mencapai kedamaian. daripada orang yang hanya meleleh dalam ratapan dan keluhan – tetapi tidak melakukan apa pun untuk mencegah terjadinya masalah yang sama. Ingatlah, semua penderitaan adalah pemberitahuan untuk memperkuat diri, Seperti semua kesenangan adalah pemberitahuan untuk berhati-hati.”
60. “Wanita, hanya yang masih ABG yang mencari pria yang tampan. Setelah mengerti kesulitan hidup, wanita menjadi lebih tertarik kepada pria yang penyayang, yang anggun memperlakukannya, yang berpotensi baik menjadi pemimpin dan penyejahtera keluarga. Seperti Ibu Linna, dia tidak memilih saya karena ketampanan, tetapi dia pandai melihat POTENSI 🙂 Yang diinginkan wanita adalah yang terbaik bagi keluarga.”
61. “Jika Anda ingin mengerti keindahan dari kebebasan, menarilah seperti tidak ada yang melihat, menyanyilah seperti tidak ada yang mendengar, dan mencintailah seperti cinta itu tidak akan menyakitkan. Janganlah batasi ukuran dan kualitas hidup yang bisa Anda capai, hanya karena orang lain meragukan Anda. Karena, seandainya Anda gagal, apakah mereka akan bertanggung-jawab? Ini hidup Anda, tegaslah.”
62. “Serahkanlah semua yang berada di luar kemampuanmu kepada Tuhan, yang adalah sebaik-baiknya wakil dan penyelesai masalahmu. Tetaplah menjadi jiwa yang baik. Ingatlah, kebaikan adalah jalan kebahagiaan. Bersama dengan dilakukannya sebuah kebaikan, terbuka sebuah pintu di langit yang menuangkan nikmat kesurgaan kepada yang melakukan kebaikan. Hadiah pertama bagi yang melakukan kebaikan adalah kebaikan.”
63. “Sahabat yang hatinya baik, MUDAH-MUDAHAN ANDA TERMASUK PRIBADI YANG SIBUK. Karena, Dia yang lemah dan paling kecil, tetapi sibuk akan lebih berhasil daripada dia yang kuat dan cerdas tetapi peragu dan malas. Tugas kita bukanlah untuk berhasil. TUGAS KITA ADALAH UNTUK MENCOBA, karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil.”
64. “Engkau datang kepadaku sebagai jiwa yang gelisah dan berawan tangis merindukan pembebasan dari gelisahmu. Hentikanlah kebiasanmu menduga keburukan yang akan terjadi kepadamu dan jangan lagi melihat dirimu sebagai korban. Engkau pemimpin hidupmu sendiri. Pikirkanlah yang baik-baik, katakanlah yang baik-baik, lakukanlah yang baik-baik, dalam pergaulan dan pekerjaan yang baik. Engkau jiwa yang indah, damailah.”
65. “Sahabat Indonesia yang hatinya baik, katakanlah MOTIVASI ADALAH KEKUATAN yang menjadikanku memulai tanpa keinginan memulai, mendahulukan yang ingin ku tunda, menyikapi kesulitan sebagai peningkat kelas, meneruskan walaupun aku ingin berhenti, bekerja lebih kuat daripada rasa malasku, melakukan yang ku takuti, dan untuk tetap berupaya mengatasi ketidak-mungkinan, agar aku menjadi jiwa kecintaan Tuhan.”
66. “BERBICARA YANG BERNILAI ITU TIDAK MUDAH. JIKA MUDAH, SUDAH BANYAK ORANG KAYA KARENA BICARA. Asal bicara itu memang mudah, tetapi berbicara yang meningkatkan kelas diri dan kualitas kehidupan sesama, bukanlah untuk setiap orang. Bukankah Ir. Soekarno menyatukan dan membakar semangat rakyat untuk memerdekakan bangsa, dengan berbicara? Bukankah Tuhan mengajarkan yang belum kita ketahui dengan kalam?”
67. “Cinta memilihmu karena engkau berbakat tuk membangun kehidupan yang hebat. Tetapi bakat itu tak kan kau gunakan tuk melampaui keraguan dan batasan pikiranmu, jika engkau tak dibutakan dari perasaan, pikiran, dan kenyataan yang selama ini membatasimu. Cinta membebaskanmu untuk menjadi dirimu yang terbaik. Sehingga sesungguhnya, yang terpenting dalam mencintai adalah dirimu, bukan orang yang kau cintai.”
68. “Ooh … cintamu diabaikan? Engkau patah hati dan merasa dunia tak berarti lagi. Kemudian kau kasihani dirimu dengan ratapan dan air mata, kau rusak kesehatanmu sendiri, yang menjadikanmu tak menarik bagi calon kekasih baru yang lebih baik dan memuliakanmu. Apa yang membuatmu demikian yakin bahwa tak ada orang lebih baik daripada dia yang telah menyepelekan cintamu? Engkau berhak bagi yang lebih baik.”
69. “Banyak orang yang sesungguhnya HIDUP DALAM KESUNYIAN DAN NYARIS MENYERAH. Berkasih-sayanglah. Bukannya mereka belum berupaya dan mencoba banyak cara. Tetapi mereka sering dikejami oleh wajah-wajah yang dingin dan dilukai dengan kata-kata yang tajam. Lembutkanlah bicaramu. Jiwa-jiwa letih itu sedang menggembirakanmu dengan senyuman yang mengambang di atas air mata. Indahkanlah wajahmu bagi mereka.”
70. “BAIKNYA AKHLAK adalah BAIKNYA KEHIDUPAN Janganlah kau boroskan tenagamu untuk menuntut perbaikan akhlak orang lain, tetapi melupakan pengindahan akhlakmu sendiri. TIDAK ADA PERBAIKAN LINGKUNGAN YANG BISA BERDAMPAK BAIK, BAGI ORANG YANG TIDAK MEMPERBAIKI DIRI. Maka tegakkanlah akhlaqmu, agar Tuhan menggunakanmu untuk menegakkan agamamu, yang akan menjadikanmu penerima bahkan sebelum engkau meminta. Amien..”
71. “Sebagai bangsa, kita telah lama merdeka, tetapi masih banyak jiwa Indonesia yang belum merdeka dari perasaan, sikap, dan kebiasaan yang melemahkan kehidupan. Sejatinya kita merdeka, dan berhak untuk hidup damai dan sejahtera, tetapi belum mengupayakannya dalam tanggung-jawab pribadi yang ikhlas dan tegas. Jangan lagi menanti keteladanan siapa pun. KITA PEMIMPIN KEHIDUPAN KITA SENDIRI. Bergeraklah.”
72. “JIKA KITA LEBIH TEGAS DAN BERANI, kita akan memimpikan yang besar, merajinkan diri untuk menjadi pandai dan ahli, mengajukan diri untuk pekerjaan yang membesarkan kehidupan sesama. JIKA KITA LEBIH TEGAS DAN BERANI, kita akan mengambil tugas yang lebih besar, dan tidak memantaskan diri untuk dihargai kecil. KEBERANIAN ADALAH BENTUK DOA YANG MENGUNDANG CAMPUR TANGAN TUHAN. Tuhan, dampingilah kami. Amien”
73. “Sahabat saya yang hatinya baik, Marilah kita bimbing jiwa muda Indonesia untuk bersemangat tinggi mencapai kehidupan yang baik, agar mereka menjadi pembangun dan pemulia bangsa. Janganlah mereka hanya dipaksa dan dilombakan untuk hafal hal-hal yang tidak berhubungan dengan kebaikan hidup mereka di masa depan. Jika mereka rindu kebaikan, semua hal yang mereka lalui akan mereka perbaiki.”
74. “JANGAN MENUNGGU HARI PERHITUNGAN, karena hari itu SUDAH SAMPAI. Semua sikap, pikiran, dan tindakan kita SUDAH DIPERHITUNGKAN, dan sudah digunakan untuk menetapkan kualitas hidup kita. Perhatikanlah kualitas hidup kita DETIK ini. Yang malas dan hanya menunggu diberi, menjadi pribadi yang mengeluh dan marah. Yang jujur dan bekerja keras, menjadi pribadi yang damai dan tercukupi.”
75. “SIAPA BILANG BAHWA IKHLAS ITU TIDAK DIBAYAR? Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama, dan sebaik-baik pembayar adalah Tuhan. Maka jiwa yang ikhlas hidup dan bekerja bagi kebahagiaan sesamanya, akan diurus bayarannya LANGSUNG oleh Tuhan. Dan jika Tuhan membayar, Dia membayar dengan kesehatan, kedamaian, kesejahteraan, keluarga, dan derajat yang tidak bisa dibeli oleh siapa pun. Amien.”
76. “MANUSIA ITU TEMPATNYA IKHLAS DAN BENAR. Manusia yang tidak berhati-hati, akan menjadi tempat salah dan khilaf, dan itu yang membuatnya selalu menasehati diri untuk menerima kelemahan. Manusia yang menjaga keterhubungan hatinya dengan Tuhan, akan lebih mudah mengikhlaskan diri terlibat dalam pergaulan dan pekerjaan yang bermanfaat, dan dengannya dia lebih sering benar. JIKA BISA BENAR, UPAYAKAN BENAR.”
77. “BICARA ITU GAMPANG, TAPI PRAKTEKNYA SULIT adalah hukum yang membedakan antara pribadi baik yang ikhlas, dari pribadi yang sama baiknya tetapi yang belum ikhlas. Yang benar-benar ikhlas, segera bertindak dan membuktikan nilai dari nasehat baik. Yang belum ikhlas, menganalisa kesulitan dan ketidak-mampuan, lalu menyimpulkan tidak ada gunanya mencoba. JIWA YANG BESAR IKHLASNYA, BESAR REZEKINYA. Amien.”
78. “DUA KESALAHAN UTAMA YANG MELEMAHKAN REZEKI ORANG BAIK: 1. FOKUS YANG SALAH, Memfokuskan waktu dan kekuatan pada urusan yang tidak menjadikannya bermanfaat bagi sesama. 2. PRIORITAS YANG SALAH, Mendahulukan yang seharusnya diakhirkan, dan mengakhirkan yang seharusnya pertama.”
79. “Malam ini, bisikkanlah.. Aku datang menghadap Mu, Tuhanku, tuk menyerah dan mohon penyelamatan, Aku mohon Kau maafkan salah dan dosa masa laluku, yang setia mengejar tuk menggigitku dari belakang.. Penyesalan ini membadai di hatiku dan melemahkan niat hidupku. Kini aku jiwa yang lebih baik yang lebih patuh kepada Mu, Jangan Kau biarkan aku lama bersedih. Aku sangat menghamba kepada Mu.. Tuhan, sayangilah aku..”
80. “Imanmu itu bukanlah untuk mendiamkanmu dalam tidak adanya tindakan. Imanmu itu untuk menjadikan setiap helai ototmu, setiap helaan nafasmu, dan setiap tetes peluhmu, sebagai kekuatan yang memperbaiki kehidupan, agar anakmu bermain ceria di sungai bening yang aman, agar sesamamu bebas dari rasa takut dan lapar, dan agar alam ini terjaga indah bagi cucumu. Seharusnya, imanmu mengarifkan kehidupanmu.”
81. “Dalam kantuk dan lemahnya raga yang letih, jiwa ini pun mengendap dalam keheningan yang redup. Dan kesadaran pun mewujud bahwa kita tak mungkin sepenuhnya kuat dan mampu mencapai kebaikan hidup ini tanpa bantuan. Dalam saat seperti ini, lebih jelas terlihat bahwa kesetiaan kepada yang benar, adalah penjamin kedamaian dan pemasti datangnya pertolongan. Terima kasih Tuhan, atas kedamaian hati ini.”
82. “HIDUP INI TIDAK BOLEH SEDERHANA. Hidup ini harus HEBAT, KUAT, LUAS, BESAR, dan BERMANFAAT. Yang sederhana adalah SIKAPNYA. Kapan kita bisa membangun bangsa dengan peradaban yang terhormat di dunia, jika setiap warganya menerima hidup yang lemah sebagai sederhana? Setiap jiwa berhak bagi kesejaheteraan, tetapi tidak setiap jiwa ikhlas MENJUJURKAN DIRI dan BEKERJA KERAS bagi kebaikan hidupnya sendiri.”
83. “bisikkanlah dalam doamu, Tuhanku Yang Maha Pengasih, Tabahkanlah hatiku yang rapuh ini, agar aku tetap meyakini yang ku tahu sebagai yang benar, ikhlas melakukan yang ku tahu harus ku lakukan,sabar menghadapi orang-orang yang sulit, dan tegar melampaui masalah, agar aku sampai di lembah hijau pembahagiaanku. Tuhanku, Hatiku yang letih ini rindu istirahat dalam kedamaian. Sayangilah aku.”
84. “Jika engkau hanya MENEMPATKAN YANG BELUM KAU MILIKI SEBAGAI YANG KAU INGINKAN, maka pantas sulit bagimu untuk mensyukuri semua kebaikan yang telah kau miliki. Hentikanlah sejenak pengejaranmu. Gembirakanlah jiwa-jiwa dalam keluargamu, yang sesungguhnya adalah keindahan yang telah dirahmatkan kepadamu, tetapi yang LUPA KAU INGINKAN. INGINKANLAH YANG TELAH KAU MILIKI, lalu perhatikan apa yang terjadi.”
85. “Sejatinya impianmu itu indah, tetapi kau biarkan layu karena hatimu lebih takut, daripada ikhlas melakukan yang bisa kau lakukan. Ini impianmu. Engkau tak bisa mewakilkan pencapaiannya. Semua keberhasilan yang kau impikan itu, berada di balik semua hal yang kau takuti. Mulai hari ini, justru lakukanlah yang kau takuti. Engkau yang berani yang berhasil. Berani adalah ikhlas melakukan yang benar.”
86. “Sahabatku yang baik hati, Engkau harus menerima kemungkinan datangnya kekecewaan, tetapi engkau harus lebih meyakini kepastian pemenuhan harapan. Harapan adalah kekuatan yang meringankan bebanmu, dan membuka pandanganmu jauh ke masa depan. Harapan adalah jembatan yang menghubungkan antara satu doa dengan doa-doamu yang berikutnya. Dan, harapan adalah tali kehidupan yang menghubungkanmu dengan Tuhan.”
87. “KESABARAN KITA TERHADAP SETIAP ORANG TIDAK SAMA. Kita bisa mudah bersabar terhadap seseorang, tetapi amat sangat cepat marah terhadap seseorang yang lain. Mungkin kita menyimpan kekesalan dengan tingkat yang beragam terhadap jiwa-jiwa dalam hidup kita. Jika Anda cepat marah terhadap jiwa tertentu, sebaiknya Anda memeriksa kualitas hati Anda baginya, terutama jika dia adalah kekasih hidup Anda.”
88. “Dibutuhkan hati kusam dan pikiran kelam, untuk mengkelas-kelaskan sesamanya berdasarkan uang, harta, dan kekuasaan. KEINDAHAN HIDUP DIBANGUN DENGAN HATI YANG BENING DAN PIKIRAN YANG JERNIH. Dalam pandangan Tuhan, seorang kaisar yang tidak jujur – berada di bawah kelas anak muda sederhana yang berhati bening dan berpikiran jernih. Hidup ini bukan TINGGI-TINGGIAN atau KAYA-KAYAAN, tetapi BAIK-BAIKAN.”
89. “APAKAH DUA ORANG DENGAN PENGHASILAN YANG SAMA, AKAN BERBAHAGIA DENGAN KUALITAS HIDUP YANG SAMA? Tidak. Meskipun uang penting untuk membiayai kehidupan yang baik, tetapi UANG BUKAN PENENTU KUALITAS HIDUP. Kualitas hidup kita ditentukan oleh KEBAIKAN YANG MENDASARI KEPUTUSAN KITA, dalam hubungan kita dengan orang lain dan dalam respon kita terhadap keadaan dan kejadian.”
90. “Janganlah berkecil hati dan hanya mengeluh karena kecilnya gaji. GAJI ADALAH SEBAGIAN YANG SANGAT KECIL DARI KESELURUHAN REZEKI TUHAN yang disiapkan untukmu. PIKIRKAN dan TEMUKANLAH sesuatu yang bisa kau lakukan untuk membantu orang lain membersihkan, memperbaiki, memperkuat, dan melengkapi kehidupan mereka. Ingatlah, PEKERJAAN ADALAH PINTU LEMARI REZEKI. Ikhlas dan jujurlah dalam pekerjaanmu.”
91. “SEGERA SETELAH ENGKAU MENGUMUMKAN bahwa engkau akan menjadi pribadi yang sabar, akan dikirimkan kepadamu orang atau keadaan yang mengharuskanmu bersabar. SEGERA SETELAH ENGKAU BERDOA MEMINTA UANG, akan dikirimkan kepadamu orang atau keadaan yang mengharuskanmu bekerja agar engkau dibayar. Jika engkau sudah mengerti ini, apakah masih akan kau liarkan kemarahanmu, atau kau mewahkan rasa malasmu?”
92. “Adikku yang hatinya baik, Engkau tak boleh terlibat dalam pekerjaan yang tak memiliki UKURAN BESAR DI MASA DEPAN. Sebuah pekerjaan tak bisa kau sebut kecil, apabila tersedia ukuran besarnya bagimu – jika engkau setia, jujur, dan rajin mengerjakannya. Janganlah memilih pekerjaan hanya karena bayarannya lebih besar sekarang, tetapi yang akan memenjaramu dalam janji-janji lumpuh dan harapan semu.”
93. “ORANG YANG SEDANG BERADA DALAM LUBANG, HARUS BERHENTI MENGGALI. Tidak sedikit orang yang hari ini berada dalam kesulitan, justru bersikap dan berlaku yang semakin mempersulit keadaannya. Dia menelantarkan kepercayaan, melakukan yang justru dilarang, dan menyalahkan siapa pun kecuali dirinya. Dia tidak merasa salah. Dalam hati kita bertanya, Jika engkau demikian benar, mengapakah hidupmu belum baik?”
94. “PENGERTIAN ADALAH ILMUNYA KEHIDUPAN. Orang yang baik pengertiannya akan baik perilakunya, dan karenanya didamaikan dan disejahterakan hidupnya. Dia tidak menuntut penjelasan total mengenai kebaikan, sebelum dia ikhlas membaikkan hati dan pikirannya. Dia mengerti bahwa KEBAIKAN ADALAH WAJAH TERDEKAT DARI KEAJAIBAN BESAR yang tak mungkin sepenuhnya dimengertinya. Jika untuk kebaikan, ikhlaslah.”
95. “SETIAP JIWA BERHAK BAGI KEDAMAIAN DAN KESEJAHTERAAN. Tetapi tidak setiap jiwa hidup dengan cara yang memantaskan dirinya untuk menjadi damai dan sejahtera. Ada yang mengasari orang lain agar berlaku damai kepadanya. Dan ada orang malas yang mengharuskan orang lain untuk rajin menggajinya. Berlaku penuh kasih adalah JALAN KEDAMAIAN, dan menjadi pribadi yang bermanfaat adalah JALAN KESEJAHTERAAN.”
96. “Harapan adalah kekuatan yang memperpanjang usia. Kehidupan ini menghadiahkan keceriaan dan kesehatan kepada jiwa yang mengharapkan pertumbuhan pada jiwa lain yang dikasihinya, yang jerih payahnya untuk memastikan agar dia bisa melihat pertumbuhan itu esok pagi, dan setiap hari setelahnya. Ibunda dan Ayah tak putus berharap bagi kebaikan hidup kita. Tuhan, panjangkanlah usia orang tua kami. Amien.”
97.“Dan engkau bertanya kepadaku, apakah masih ada kesempatan bagimu untuk membangun hidup yang damai dan sejahtera dengan masa lalu-mu yang banyak salah? Adikku, maafkanlah dirimu. Engkau ini jiwa ranum yang sangat baik, yang dulu pernah salah, dan yang sedang belajar memuliakan diri. Jangan lukai dirimu lagi. Engkau jiwa kecintaan Tuhan. Tersenyumlah. Masa depanmu ditentukan oleh kebaikanmu hari ini.”
98. “Kehadiran Anda akan selalu dirindukan, jika Anda menggunakan nama yang baik, berbicara dengan bahasa yang indah, dan berlaku ramah kepada hati orang lain. Sebutlah nama mereka dengan nada yang penuh kebaikan, senangkanlah mereka dengan terima kasih, pujian, dan anjuran ramah yang membangun. Pastikanlah mereka meninggalkan Anda dengan hati yang lebih bergembira daripada saat mereka datang menemui Anda.”
99. “Pelajaran yang mencemerlangkan kehidupan, datang dari keikhlasan untuk bekerja menyelesaikan kekhawatiran, dan dari keberanian menghadapi rasa takut dengan semua kekuatan kita. Bukan kekhawatiran dan ketakutan yang mengerdilkan kehidupan, tetapi tidak adanya tindakan dalam rasa khawatir dan takut itu. Janganlah menunggu sampai berani, sebelum Anda bertindak. Anda beriman. Berdoalah dan bertindaklah.”
100. “Janganlah melatih suami Anda untuk melihat wanita lain lebih menarik, lebih menghormatinya dan lebih meyakini keberhasilan masa depannya. Apa pun kekurangan suami Anda, Anda tidak boleh membatalkan kemungkinannya untuk menjadi suami yang memuliakan istri, ayah yang menghebatkan anak-anak, dan pribadi yang membesarkan kehidupan sesama. Wanita adalah pemulia kehidupan. Jika untuk kebaikan, bersabarlah.”
101. “Kapankah terakhir kali Anda keluar makan dan berbicara dalam suasana pacaran dengan istri Anda? Nikmatilah keindahan dari kemudaan istri Anda sekarang dan segera, jangan menunda sampai tua dan sakit-sakitan nanti – untuk bepergian berdua dan saling bertanya apakah sudah minum obat? Jika Anda membiasakan diri mensyukuri keremajaan pernikahan Anda, Anda berdua akan selalu mesra sampai di surga.”
Diambil dari: http://www.indosandster.net/2011/10/101-kumpulan-kata-kata-bijak-mario.html