Sahabat Pintar, masih dari Buku Terapi Berpikir Positif karya Dr. Ibrahim, kali ini kita akan berlajar mengenai keterkaitan pikiran, keyakinan, dan perbuatan. Simak yaa ^__^
Hidup adalah pantulan pikiran dan keyakinan Anda. Untuk mengubah hidup, yang pertama kali harus Anda lakukan adalah mengubah pikiran dan keyakinan Anda.
Rasulullah saw. Bersabda, “bersikap optimislah terhadap kebaikan, niscaya kalian mendapatkannya.” Kalimat ini mengandung hukum proyeksi dan grafitasi. Karena itu, Rasulullah saw. berpesan bahwa jika kita menginginkan kebaikan maka kita harus memproyeksikannya. Selain itu Rasulullah saw. bersabda, “Berdoalah kepada Allah dengan keyakinan. Ketahuilah bahwa Allah tidak menerima doa dari hati yang lalai dan bermain-main.” Ini pernyataan lain dari Rasulullah yang menegaskan kekuatan hukum proyeksi dan grafitasi. Kekuatan pikiran lebih dari yang dibayangkan manusia. Ia bisa membawa Anda pada kebahagiaan atau kesengsaraan.
Henry Ford, Pembuat mobil Ford pertama di dunia, mengatakan sesuatu yang membuat saya sangat kagum, “Jika Anda yakin mampu melakukan sesuatu atau Anda yakin tidak mampu melakukan sesuatu, Anda benar dalam dua keyakinan itu.”
Keyakinan melahirkan perbuatan. Jika Anda yakin mampu mempelajari bahasa baru dalam enam bulan maka Anda terdorong bersikap seperti itu. Tetapi, jika Anda yakin tidak mampu, Sikap Anda akan sejalan dengan keyakinan itu. Jadi, keyakinan adalah kekuatan yang luar biasa yang mengukuhkan pikiran seseorang sehingga menumbuhkan perasaan, perbuatan, hasil, dan membuat kehidupan persis seperti yang ada dalam pikiran.
Pada gilirannya, keyakinan memberi kekuatan yang mendorong untuk berbuat. Meskipun Anda menghadapi berbagai rintangan, yakinlah bahwa semua itu adalah anugrah dari Allah. Seiring perjalanan waktu, Anda akan sadar bahwa semua yang terjadi adalah untuk kebaikan Anda. Yang harus Anda lakukan pertama kali adalah mengubah pikiran, menerima dan mensyukuri anugrah Allah. Kemudian berbuatlah. Dengan demikian Anda akan menyadari bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.
Agar mendapatkan hasil yang di inginkan, petani pertama kali harus menyemai benih di tanah yang baik, kemudian menyirami dan merawat setiap hari sampai memberinya hasil yang di-inginkan. Jika seseorang siswa menginginkan nilai yang memenuhi syarat agar ia bisa melanjutkan ke perguruan tinggi yang di inginkan, pertama kali ia harus belajar dan menguras tenaga untuk mendapatkan hasil yang di dambakan. Seseorang ibu yang menginginkan putranya berpegang teguh pada ajaran agama, pertama kali ia harus mengajari dasar-dasar agama, ibadah, dan kecintaan pada Allah sampai berhasil menggapai yang ia inginkan. Karyawan yang menginginkan karier tinggi, pertama kali ia harus mengerahkan tenaga untuk mendapatkan banyak ilmu, ketrampilan, kemudian bekerja sungguh-sungguh agar mendapatkan apa yang ia inginkan.
Barang siapa memperbaiki hubungannya dengan Allah, niscaya Dia memperbaiki hubungannya dengan orang lain. Barang siapa memperhatikan urusan akhiratnya , Allah akan memerhatikan urusan dunianya. Barang siapa menjadi penasihat bagi dirinya sendiri, Allah akan menjadi penjaganya (Ali Ibn Abi Thalib)
Selagi ada kemauan, kesabaran, dan sikap pantang menyerah keberhasilan pasti di raih. Selanjutnya ia balik bertanya kepada saya, Bukanlah itu yang Anda ajarkan pada kami, Dr. Ibrahim?
Pikiranmu itu adalah perbuatanmu sendiri. Tak seorang pun di muka bumi ini dapat mengubahnya untukmu. Jadi, engkau satu-satunya orang yang bisa mengubah dan menjadikan berpihak kepadamu serta membantumu agar tetap stabil dan meraih kebahagiaan.