
Al-Qur’an menyuguhkan petunjuk yang amat kuat bahwa hanya ada satu Tuhan di semesta ini, yaitu Alloh. Juga bahwa Tuhan menciptakan dan menempatkan kita di bumi ini untuk diuji, bahwa setelah kematian ada kehidupan, hisab, dan nikmat atau adzab. Tidak hanya situ, al-Qur’an juga menyodorkan kiat dan cara agar manusia selamat menempuh ujian dunia dan meraih rida-Nya.
Al-Qur’an ini memiliki dua ujung: ujung yang satu di tangan Alloh dan ujung yang satu di tangan kalian. Peganglah dengan kuat, niscaya kalian tidak akan celaka dan tidak akan sesat selamanya.
Hati yang tersentuh dan akal yang terpukau oleh ayat demi ayat menjadikan iman di hati semakin kokoh.
Bila iman maningkat nafsu berkurang.
Bagi hati, Al-Qur’an bagaikan hujan bagi bumi. Ia menumbuhkan iman seperti air menumbuhkan benih tanaman. Dengan terus-menerus membiarkan hati dihujani tetes-tetes Al-Qur’an, iman semakin bertambah dan hati semakin saleh, hingga seperti disabdakan Nabi saw: “putih tak bernoda, tak terpengaruh oleh fitnah sepanjang bumi dan langit ada.” Hati seperti itulah yang terlindung dari kekuasaan setan. Hati yang bebas dari hawa nafsu. Memang, setan masih akan terus membisiki rayuan, tetapi hati akan menyadari tipu daya itu. Orang-orang bertakwa bila ditimpa was-was setan, mereka ingat kepada Alloh. Lalu, saat itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.
Tak hanya itu, seorang mukmin yang menghayati ayat-ayat Al-Qur’an pasti hatinya akan diliputi pengagungan kepada Alloh dan pengakuan akan wibawa-Nya, lalu secara spontan bersujud kepada-Nya.Jika Al-Qur’an dibacakan kepada orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya, mereka merendahkan wajahmereka sambil bersujud dan berkata, “Mahasuci Tuhan kami! Janji Tuhan kami pasti dipenuhi.” Dan mereka merendahkan wajah mereka sambil menangis, dan kekhusyukan mereka bertambah.
Jika demikian cepat dan jelas pengaruh Al-Qur’an di hati orang yang membuka diri secara benar kepadanya, maka semakin dibaca akan bertambah dan terus bertambah pengaruhnya. Di setiap perjumpaan antara hati dan Al-Qur’an, iman akan bertambah, cahaya semakin benderang, semangat semakin menyala, dan dorongan untuk beristikhamah di jalan Alloh semakin kuat.
Nabi selalu membaca Al-Qur’an secara tenang, perlahan-lahan, dan penuh perenungan sebagaimana perintah Alloh. Dan Al-Qur’an itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kau membacakannya kepada manusia secara perlahan-lahan.
Memang, Rasululloh menganjurkan para sahabat banyak membaca Al-Qur’an. Tetapi, tetap dengan catatan bacaan itu tenang, perlahan-lahan, dan dapat dipahami pendengarannya. Hanya dengan cara seperti itu akan terbuka menerima kilatan cahayanya, menyerap curahan iman dari mata airnya. Lalu, terciptalah pertautan sejati Al-Qur’an dengan hati, masuklah ruh ke lubuk hati sedikit demi sedikit, menghidupkan hati secara sempurna.
Diambil dari BUKU “Agar Al-Quran Menjadi Teman” karangan Dr. Majdi al-Hilali
Ingin baca buku ini? GRATIS di Sentra Buku Rumah Pintar Kembar, Jl.Solo-Yogya km.30 Jombor Ceper Klaten. Telp (0272) 3154 777. Buka Senin-Sabtu 08.00-20.00 dan Minggu 08.00-14.oo. Kami tunggu kedatangan Anda di Rumah Pintar Kembar