imagine cup 2008

The Power of The Dream: Paris!

Sahabat Pintar, pernahkah kalian membayangkan bahwa suatu saat kalian bisa berada di Paris, mengagumi keindahan menara Eiffel yang berada tepat di hadapan kalian? Hal serupa pernah terjadi pada saya beberapa kurun waktu yang lalu, tepatnya ketika saya duduk di bangku kuliah. Adalah Institut Teknologi Bandung, tempat saya menimba ilmu kuliah saat itu. Saat itu, ketika saya masih berstatus mahasiswi Teknik Informatika tingkat dua di sana, pemrograman dan software adalah hal-hal yang kerap saya pelajari di sana.

Pada suatu kesempatan, teman kuliah saya yang bernama Shieny mengajak saya untuk  bergabung ke dalam timnya untuk mengikuti sebuah ajang perlombaan bergengsi di bidang IT (Information Technology) yang diadakan oleh Microsoft setahun sekali. Ajang itu bernama Imagine Cup. Bersama dengan kedua teman saya lainnya, yakni Indra dan Alsa, kami berempat membentu Tim Screaming Tree untuk mengikuti kompetisi Imagine Cup kategori  software design. Kenapa Screaming Tree? Karena tema Imagine Cup waktu itu adalah mengenai lingkungan dan kami ingin menyampaikan pesan juga bahwa kerusakan lingkungan yang telah terjadi di sekitar kita ibaratnya membuat pohon-pohon menjerit (screaming tree).

imagine cup 2008

Tim Screaming Tree dalam Final Imagine Cup di Jakarta (dari kiri ke kanan: Alsa, Saya (Tina), Shieny, Indra)

Sebelum mengikuti kompetisi itu, kami berempat mengadakan branstorming mengenai software apa yang akan kami buat. Akhirnya, setelah melakukan brainstorming dan diskusi panjang lebar, kami memutuskan untuk membuat software untuk merancang rumah yang ramah lingkungan secara tiga dimensi (3D). Software tsb kami beri nama Suicoden: Sustainable Construction Design. Selain itu, dengan menggunakan software tersebut, dapat dikalkukan simulasi hasil rumah rancangan terhadap faktor-faktor lingkungan seperti aliran udara, kelembapan, dan cahaya matahari.

Saat itu, kami berempat optimis untuk bisa menjadi juara I Nasional di kompetisi tersebut yang nantinya akan diterbangkan ke Paris oleh Microsoft untuk mengikuti Grand Final Internasional di sana. Keoptimisan itu bukanlah tanpa sebab. Pasalnya, tim kami berhasil meraih skor tertinggi saat semifinal kompetisi berlangsung. Tim kami dan ketiga tim lainnya yang lolos dalam semifinal berhak melaju di babak final.

Namun, ternyata di babak final, keadaan berbalik. Tim kami harus puas duduk di peringkat ke tiga lomba Imagine Cup tersebut. Sedangkan, teman satu almamater kami yang tergabung dalam Tim Butterfly lah yang akhirnya mewakili Indonesia untuk bertarung di babak Grand Final Imagine Cup di Paris, Perancis. Ingin tau kelanjutan cerita saya dan bagaimana saya bisa ke Paris? Simak terus yaa ^__^