Nah, Sahabat Pintar, postingan ini adalah bagian akhir dari kelanjutan cerita di sini (part 1) dan di sini (part 2).
Suatu ketika, saya melihat iklan Total Summer School yang ditempel di sekitar kampus. Di iklan itu tertulis bahwa Total E&P Indonesia akan memilih beberapa mahasiwa Indonesia untuk dijadikan wakil dalam mengikuti Summer School di Paris, Perancis. Berbekal dengan semangat dan tekad yang kuat untuk bisa pergi ke Paris, saya pun mencoba untuk mengikuti seleksi Total Summer School tersebut. Saya pun mengajak seorang teman saya, Ivan, untuk mengikuti seleksi tersebut.
Pada saat mengikuti seleksi tersebut, saya agak sedikit merasa was-was pasalnya skor TOEFL yang saya miliki lebih rendah dibanding yang dimiliki oleh teman-teman saya. Tidak hanya itu saja, di ketentuan seleksi, tidak tertulis jurusan Teknik Informatika pada kriteria mahasiswa yang diperbolehkan ikut. Jurusan yang diperbolehkan ikut di antaranya teknik perminyakan, teknik elektro, teknik pertambangan (namun sekarang, saat tulisan ini dimuat, semua jurusan teknik sudah diperbolehkan untuk mengikuti seleksi tersebut).
Tidak adanya nama jurusan Teknik Informatika pada pengumuman Total Summer School itu membuat berkas saya hampir saja ditolak oleh rektorat. Berkas yang waktu itu saya titipkan pada teman saya (yang juga Teknik Informatika) ternyata ditolak oleh pihak rektorat. Dengan sedikit perdebatan dan penjelasan kepada staff rektorat, akhirnya berkas kami diterima oleh pihak rektorat.
Keinginan untuk pergi ke Paris, membuat saya melakukan hal yang berbeda. Saya menempel pin bergambar Paris pada tempat pensil saya, saya memasang wallpaper laptop dengan gambar menara Eiffel sehingga mau tidak mau saya setiap membuka laptop atau tempat pensil, pikiran saya memvisualisasikan Paris dan menara Eiffel. Bahkan, jika saya sedang bosan mendengarkan ceramah atau kuliah, saya biasanya mencorat-coret mencoba menggambar menara Eiffel di kertas yang saya pakai (secara sadar atau tidak sadar).
Selain tes wawancara di kampus, juga ada Focus Group Discussion (dalam bahasa Inggris). Saya yang notabene sangat awam tentang dunia perminyakan pun mulai rajin mencari informasi guna memperluas wawasan perminyakan saya. Beberapa kandidat yang dinyatakan lolos dalam seleksi awal kemudian diundang ke Kantor Total E&P di Jakarta untuk diwawancarai lebih lanjut, termasuk saya. Saya sampai ingat, waktu itu salah naik Trans Jakarta gara-gara salah jurusan -,-; Alhamdulillah wawancara berjalan dengan lancar dan bahkan saya sangat menikmatinya.
Singkat cerita, akhirnya saya bisa terpilih menjadi salah satu wakil dari Indonesia bersama ketujuh orang teman saya lainnya, baik yang berasal dari ITB, UI, UGM, dan ITS. Di sana, kami mendapat banyak wawasan dan pengetahuan tentang dunia perminyakan serta mendapat banyak teman dari berbagai penjuru dunia. Dalam salah satu kegiatan puncaknya, diadakanlah pesta di atas sebuah kapal yang menyusuri salah satu sungai di Paris. Di sana, kami semua bisa melihat keindahan sekaligus gemerlap kota Paris beserta indahnya menara Eiffel di malam hari.
Subhanallah, akhirnya saya bisa mewujudkan mimpi saya untuk bisa pergi ke Paris melihat menara Eiffel. Bahkan, saya bisa menyentuh langsung dan menaiki menara Eiffel, salah satu dari tujuh keajaiban dunia.
Hikmah dari cerita saya di atas adalah jangan takut untuk bermimpi, bahkan impian yang besar sekalipun. Peganglah selalu impian itu dan yakini bahwa ada jalan untuk ke sana. Ketika kita dihadapkan pada pintu kegagalan untuk meraih mimpi, jangan menyerah, tetap yakin dan semangat. Mungkin jalan yang akan kita lalui untuk meraih mimpi kita agak berliku, tidak lurus semata. Tapi tetaplah sabar dan semangat untuk meraih mimpi.
Sesuatu yang didapatkan dengan usaha dan perjuangan akan selalu menjadi pengalaman berkesan yang tak terlupakan. Seperti saat saya berusaha mewujudkan mimpi saya ke Paris. Saya harus melalui beberapa kompetisi terlebih dulu, seperti Imagine Cup dan Trust by Danone, sebelum pada akhirnya saya bisa ke Paris melalui Total Summer School.
Saat ini, saya juga sedang mewujudkan mimpi saya yang lain yaitu untuk membuka sebuah Rumah Pintar Kembar. Usaha yang sedang saya tekuni saat ini yakni Rumah Pintar Kembar adalah sebuah lembaga pendidikan yang bergerak di bidang IT serta bahasa Inggris, dua hal yang sangat saya gemari. IT dan bahasa Inggris adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan serta sangat dibutuhkan sebagai bekal untuk meraih masa depan lebih baik. Rumah Pintar Kembar menyediakan jasa layanan pembuatan web, akses internet, kursus komputer, kursus bahasa Inggris, dan taman bacaan dengan harga yang terjangkau. Saya berharap melalui Rumah Pintar Kembar ini saya bisa menyalurkan ilmu dan wawasan yang telah saya dapat di bangku kuliah kepada masyarakat sekitar agar dapat memberikan manfaat serta mencerdaskan masyarakat. (thats why I name it “Rumah Pintar Kembar”)
Bagi teman-teman yang ingin bekerjasama dengan Rumah Pintar Kembar, dapat menghubungi saya di tina@rumahpintar-kembar.com atau telepon 0272 3154777 atau bisa dengan mengunjungi web kami di http://www.rumahpintar-kembar.com.