
Yap, ini adalah kelanjutan dari cerita saya sebelumnya di sini. Masih tentang kekuatan impian 🙂
Waktu pun berlalu dan saya masih menaruh harapan besar untuk bisa pergi ke Paris. Saya menyadari, saya bukan dari keluarga yang kaya raya, sehingga harus berpikir ribuan kali untuk menggunakan uang pribadi untuk bersenang-senang di luar negeri. Saat itu, ketika duduk di tingkat empat (tentunya masih di Teknik Informatika ITB, hehe…), saya melihat bahwa akan diadakan sosialisasi kompetisi bisnis yang diadakan oleh Danone: Trust Danone. Saya pun mengajak beberapa teman sekampus yang tertarik untuk mengikuti sosialisasi tersebut. Ada beberapa teman, seperti Ivan dari Teknik Informatika, Fiona dan Daniel dari Teknik Industri, serta Masyhur dari Astronomi.
Saya dan Ivan tahu bahwa latar belakang pendidikan kami bukanlah bisnis ataupun ekonomi, melainkan IT. Oleh karena itu, kami mengajak Fiona dan Daniel yang berlatar belakang pendidikan Teknik Industri yang setidaknya tahu beberapa ilmu bisnis dan ekonomi. Kami juga mengajak serta Masyhur dari Astronomi bukan tanpa sebab. Masyhur memiliki talenta dalam hal berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris serta dia juga tergolong mahasiswa yang cerdas.
Akhirnya kami berlima memutuskan untuk tergabung dalam suatu tim, yakni tim Andraste. Andraste berasal dari bahasa Romawi, yang berarti Dewi Kejayaan. Kami berharap dengan tergabungnya kami berlima dalam tim Andraste bisa membawa kemenangan bagi kami sehingga bisa mengikuti grand final kompetisi bisnis tersebut di Paris, Perancis.
Kompetisi bisnis yang diikuti oleh perguruan tinggi di Indonesia ini terbagi menjadi tiga tahap, yaknis seleksi administrasi, Trust Day, dan Final. Setelah lolos seleksi administrasi, kami berlima mengikuti Trust Day yang dilaksanakan di Jakarta. Trust Day merupakan semacam pertandingan masing-masing kelompok yang telah lolos di tahap seleksi administrasi di dalam tiap-tiap booth untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan kuis yang ditampilkan di layar laptop yang disediakan di tiap-tiap booth. Enam tim yang meraih skor tertinggi saat Trust Day berhak untuk mengikuti babak final yang diadakan di Yogyakarta.
Banyak perjuangan yang kami lakukan selama mengikuti kompetisi bisnis ini. Dan di situ saya paham, setiap anggota tim memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sehingga, kami bisa saling melengkapi. Ada yang jago dalam hitungan, ada yg jago berbahasa inggris, ada yg selalu ceria, ada yg jago dance, ada yg sangat teliti dan bijaksana, sehingga kami saling melengkapi. Tidak ada yg mendominasi di antara kami. Semua saling menguatkan. What a perfect team, ha? Hehe… Tak jarang kami harus rela tidur 2-3 jam sehari dan berlarut-larut di lab kampus untuk mempersiapkan diri kami mengikuti kompetisi bisnis ini. Singkat cerita, di babak final yang diadakan di Yogyakarta, tim Andraste berhasil menduduki peringkat kedua nasional. Sedangkan untuk peringkat pertama diraih oleh tim dari UGM. Merekalah yang akhirnya terbang ke Paris, Perancis untuk mengikuti grand final internasional di sana.
Tim Andraste dan pihak Danone dalam Country Final Trust by Danone Business Competition
(BIG thanks to Mba Vera dari Danone yg sangat hebat membimbing kami)
Mungkin kami sedikit kecewa karena tidak berhasil membawa nama ITB ke Paris. Nyaris saja kami terpilih menjadi juara 1. Namun, saya yakin tim Andraste telah mengerahkan kemampuan terbaiknya saat itu. Akhirnya kami berlima kembali ke Bandung via kereta api melalui stasiun Tugu. Saya melihat gurat wajah lelah pada keempat teman saya waktu itu. Namun hebatnya kami berlima masih bisa tersenyum dan tetap semangat. Setelah membeli beberapa oleh-oleh dari Yogyakarta, kami berlima menuju station Tugu. Di stasiun tua yang masih ramai dan terawat itu, saya mengatakan pada diri saya sendiri bahwa suatu saat nanti jika sekali lagi ada perlombaan atau kompetisi dengan hadiah untuk bisa pergi ke Paris, saya pasti menang! Saya katakan itu pada diri saya dengan sangat yakin…
Penasaran kan dengan cerita berikutnya? Simak terus yaa kelanjutannya di sini 🙂