
1. Bersikap Proaktif
Saat ketemu masalah, kita bisa memilih bersikap reaktif atau proaktif. Kita reaktif saat cenderung menyalahkan orang lain atau keadaan yang sulit. Sikap proaktif adalah bertanggung jawab atas setiapsegi kehidupan kita, membuat kita mengambil inisiatif dan tindakan. Dengan sikap proaktif, kita tidak membiarkan diri terhanyut oleh keadaan, tetapi justru kita yang mengendalikan keadaan. Dalam konsep stimulus dan respons, keadaan adalah stimulus yang tidak dapat dikendalikan, tetapi manusia mempunyai daya untuk memilih respons apa yang akan dia ambil.
Saat ketemu masalah, kita bisa memilih bersikap reaktif atau proaktif. Kita reaktif saat cenderung menyalahkan orang lain atau keadaan yang sulit. Sikap proaktif adalah bertanggung jawab atas setiapsegi kehidupan kita, membuat kita mengambil inisiatif dan tindakan. Dengan sikap proaktif, kita tidak membiarkan diri terhanyut oleh keadaan, tetapi justru kita yang mengendalikan keadaan. Dalam konsep stimulus dan respons, keadaan adalah stimulus yang tidak dapat dikendalikan, tetapi manusia mempunyai daya untuk memilih respons apa yang akan dia ambil.
2. Menentukan Tujuan Akhir
Banyak orang memiliki cita-cita dan tujuan hidup, tetapi sedikit yang mampu memvisualisasikan dan menuangkan visi hidupnya itu dalam suatu pernyataan. Dengan membuat Pernyataan Misi Pribadi, kita dibantu untuk berkonsentrasi dan mempertimbangkan konsekuensi-konsekuensi apa yang akan dihadapi sebelum kita bertindak.
Banyak orang memiliki cita-cita dan tujuan hidup, tetapi sedikit yang mampu memvisualisasikan dan menuangkan visi hidupnya itu dalam suatu pernyataan. Dengan membuat Pernyataan Misi Pribadi, kita dibantu untuk berkonsentrasi dan mempertimbangkan konsekuensi-konsekuensi apa yang akan dihadapi sebelum kita bertindak.
3. Dahulukan Yang Utama
Kita harus mempunyai skala prioritas untuk tujuan-tujuan jangka pendek, dengan tidak melupakan tugas-tugas yang walaupun terlihat tidak mendesak tetapi ternyata penting. Dengan sempitnya waktu, seorang pemimpin harus mampu mendelegasikan sebagian tugasnya. Pendelegasian tersebut akan efektif bila sejak awal ada kesepakatan hasil yang ingin dituju, jadi bukan semata rincian rencana kerja dari atas.
4. Berfikir Saling Memenangkan
Bila kita terbiasa memikirkan solusi yang saling menguntungkan (win-win solution) bagi kedua belah pihak, maka kita dapat meningkatkan hubungan kerja sama yang lebih efektif dalam mencapai tujuan. Merasa menang sendiri itu mungkin menyenangkan tapi hanya sesaat, sekalinya ada pihak yang merasa dikalahkan dalam sebuah hubungan maka rapuhlah hubungan itu, tak akan berdimensi jangka panjang.
Bila kita terbiasa memikirkan solusi yang saling menguntungkan (win-win solution) bagi kedua belah pihak, maka kita dapat meningkatkan hubungan kerja sama yang lebih efektif dalam mencapai tujuan. Merasa menang sendiri itu mungkin menyenangkan tapi hanya sesaat, sekalinya ada pihak yang merasa dikalahkan dalam sebuah hubungan maka rapuhlah hubungan itu, tak akan berdimensi jangka panjang.
5. Berusaha Mengerti Dulu, Baru Dimengerti
Bila kita memberi suatu nasehat tanpa berempati atau tanpa memahami situasi orang tersebut, kemungkinan besar nasehat tersebut akan ditolak atau tidak berguna. Maka biasakan untuk “paham dulu baru bicara” agar komunikasi berjalan dengan efektif. Mendengarkan adalah ibu dari pemahaman, modal terbesar sebelum didengarkan.
Bila kita memberi suatu nasehat tanpa berempati atau tanpa memahami situasi orang tersebut, kemungkinan besar nasehat tersebut akan ditolak atau tidak berguna. Maka biasakan untuk “paham dulu baru bicara” agar komunikasi berjalan dengan efektif. Mendengarkan adalah ibu dari pemahaman, modal terbesar sebelum didengarkan.
6. Bersinergi
Berusahalah untuk mencapai sinergi positif bila bekerja dalam tim. Perbedaan nilai-nilai yang ada harus dihormati, dibangun kekuatannya, dan saling men-support kelemahan masing-masing. Memaksimalkan potensi dan kontribusi setiap anggota tim. Jika sinergi dapat dicapai, maka hasil satu tim lebih besar daripada hasil anggota bila bekerja sendiri-sendiri. Ingat TEAM adalah Together Everyone Acieves More.
Berusahalah untuk mencapai sinergi positif bila bekerja dalam tim. Perbedaan nilai-nilai yang ada harus dihormati, dibangun kekuatannya, dan saling men-support kelemahan masing-masing. Memaksimalkan potensi dan kontribusi setiap anggota tim. Jika sinergi dapat dicapai, maka hasil satu tim lebih besar daripada hasil anggota bila bekerja sendiri-sendiri. Ingat TEAM adalah Together Everyone Acieves More.
7. Asahlah Gergajimu
Kebiasaan ini berfokus pada pembaharuan diri secara mental, fisik, emosional/sosial, dan spiritual yang seimbang. Untuk dapat terus produktif, seseorang juga harus menyegarkan dirinya dengan memiliki aktivitas-aktivitas rekreasi. Jangan sampai pekerjaan yang menggunung membuat burn out, selingi dengan belajar, memperbaharui ilmu dan me-refresh otak agar siap bertempur kembali.
Sumber: Blog Arief Budiman