pengertian-bisnis

Kiat Agar Bisnis Sukses dan Berkah (2)

Sahabat Pintar, ini adalah lanjutan dari artikel sebelumnya tentang kiat agar bisnis sukses dan berkah.

Mengapa Nabi saw. sampai memberikan penghargaan yang sedemikian tinggi dan mulianya terhadap para pebisnis/pedagang? Jika kita telusuri lebih dalam lagi dalam hadits ini, rupanya tantangan, godaan yang dialami dalam dunia bisnis sarat dengan nilai-nilai hidup yang sangat vital. Seperti kejujuran, keadilan, kemanfaatan (keselamatan), keterbukaan dan lain sebagainya. Dan ini pun belum cukup, karena disamping itu, kita masih dituntut agar selalu berbuat baik dalam hubungannya dengan sang Pencipta (Allah swt). Tentu dengan harapan agar kita bisa menegakkan dan tetap bisa menjaga nilai-nilai tersebut diatas dalam bisnisnya maupun dalam kehidupannya, semacam hubungan dialektika. Sebab ibadah ritual yang kita lakukan harus bisa menghasilkan nilai-nilai kemanusiaan dalam segala perbuatannya, dalam hal ini khususnya ketika kita menjalankan bisnisnya. Hal ini dengan tegas telah disebutkan dalam Al-Quran berikut ini : “orang-orang yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual beli dari mengingat Allah, dan [dari] mendirikan shalat, dan [dari] membayar zakat”, (QS-An-Nuur [24] 37). Jika semua ini telah kita terapkan bisnisnya, maka sesuai dengan janji Rasulullah saw., kita akan beruntung dan mendapatkan predikat syuhada.

Kiat berikutnya, adalah  yang ke empat : yaitu, mengenai kompetensi/kemampuan teknis yang berkaitan erat dengan bisnis/usaha yang digelutinya. Kompetensi atau kemampuan teknis ini merupakan sintesa (persenyawaan) antara pengetahuan (teori bisnis), pengalaman (kecekatan/ ketrampilan dalam menghadapi masalah dan tantangan bisnis yang selalu timbul dihadapannya dengan tepat, baik, dan benar), dan dengan profesionalisme (3P). Kita harus memiliki hal ini. Yaitu, diantara kita harus mengenal dengan baik pasar-pasar, tempat-tempat bisnis, dan jaringan (akses) bisnis yang hendak kita gunakan untuk memasarkan produk-produknya. Kita juga harus tau seluk-beluk aktivitas bisnis dan perekonomian secara luas, mampu membaca, menciptakan dan memanfaatkan peluang yang ada, yang berserakan didepannya, dsb. Setelah itu, baru bicara mengenai permodalan dan modal yang mesti kita butuhkan sesuai dengan bisnis yang hendak kita jalankan. Bahkan dalam ilmu bisnis yang berkembang sekarang ini sampai berkesimpulan ‘sangat ekstrim’ bahwa 80% kesuksesan bisnis ditentukan oleh kemampuan teknis. Wooow,,, jika ini benar, berarti hal ini menunjukkan bahwa kemampuan teknis (kompetensi) memiliki posisi yang sangat urgen dan cukup besar dalam menentukan keberhasilan sebuah bisnis.

pengertian-bisnis

Lalu kiat yang kelima : baru masuk mengenai bagaimana merancang dan menciptakan produk atau jasa yang hendak kita pasarkan/tawarkan kepada pelangan/ konsumen. Dalam ilmu bisnis/dagang, terutama dalam hubungannya bagaimana menciptakan produk, banyak sekali prinsip yang harus kita pegang teguh. Namun pada dasarnya, minimal ada tiga prinsip yang harus kita jalankan, yaitu : pertama, unik, dan terbaik. Atau bisa disingkat dengan PUT (bahasa inggris), yang dalam bahasa berarti kita “meletakkan”, meletakkan tentunya disini memiliki arti meletakkan diri kita pada posisi baik dan benar dalam hubungannya dengan pasar yang ada. Sehingga kita sanggup bertindak dan merespons sesuai dengan realitas emperis dan kondisi lapangan (pasar), yang dihadapinya dengan “tepat tempat, tepat waktu dan tepat fungsi (3T)”. Dan dengan kun fayakun , atas kehendak Allah swt, jadilah bisnis kita menjadi bisnis yang sukses besar dan berkah.

Kita sebisa mungkin harus menjadi orang pertama (be the first)dalam bisnis yang akan kita pilih dan kita jalankan. Kemudian, jika kita tidak bisa menjadi  yang pertama dalam bisnisnya, maka sebisa mungkin kita harus menjadi yang unik (be the unique) dari yang lain. Intinya kita harus menjadi yang berbeda (be different) dengan keunikan itu menjadikan bisnis (produk) kita berbeda dengan yang lain. Sehingga apa yang kita tawarkan mudah di ingat, diperhatikan dan diminati pelanggan.

Lalu, jika kita tidak bisa menjadi yang pertama dan yang unik dalam bisnisnya, maka sebisa mungkin kita harus bisa menjadi yang Terbaik (be the best) dari yang lain. Dalam posisi ini, kita memang hanya bisa menjadi pengikut  (follower), namun pengikut yang sarat dengan ijtihad-ijtihad baru dalam menciptakan produknya. Caranya, yaitu, kita harus intropeksi dan terus belajar dari kenyataan yang dialami yang terus berkembang, belajar dari pesaing yang menjadi pemilik brand paling dominan dipasar yang ada, yaitu dengan mengambil kelebihannya dan memperbaiki kekurangannya), dan bila perlu melakukan reorientasi serta menciptakan strategi-strategi baru sesuai dengan kenyataan pasar yang terus berubah. Kemudian, kita harus senantiasa berinovasi, berimprovisasi, dan memodifikasi dalam upaya proses penyempurnaan produknya (barang/jasa). Dengan demikian, kita nanti akan selalu menjadi yang terdepan dalam bisnisnya.

Dan terakhir, kiat yang ke enam : Ini adalah sebagai penentu sukses tidaknya suatu bisnis, dan merupakan penyempurna dari semua kiat yang telah disebutkan diatas. Yaitu, kita harus senantiasa ikhtiar, istiqomah (konsisten,gigih, dan ulet), tawakal, sabar, dan terus berdoa kepada Allah swt.

Minimal enam kiat/jurus inilah, yang akan membawa kita kepada bisnis yang sukses besar dan berkah, insya Allah. Semua ini sebenarnya telah diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. kepada kita. Lebih dari itu beliau telah mempraktekkan langsung enam kiat tersebut, dan sudah terbukti sangat mujarab, sehingga membawa bisnis beliau kepada keperhasilan besar dan berkah pada zamannya.

Sumber: Doa-Doa Kunci Bisnis, karangan Ustadz Yusuf Mansur dan Amir Kumadin , SF