Rasulullah SAW adalah salah seorang yang pernah mengalami masa kaya raya, biasa-biasa saja, sampai masa sulit sekalipun. Sehingga kita selalu bisa mengambil contoh dari kehidupan beliau.
1. Saat kaya raya, Rasulullah bersedekah luar biasa sampai ada yang bilang “Ia memberi seperti orang yang tidak takut miskin”.
2. Dalam kondisi normal, Rasul hidup bersahaja walaupun sebagai kepala negara. Tidurnya pun di atas pelepah kurma yang berbekas di punggungnya.
3. Saat miskin, beliau tetap sabar & menjaga kehormatan, tidak pernah minta. Pernah perutnya diganjal batu agar bisa tetap tegak dgn perut kosong.
Darimana Rasulullah mendapatkan penghasilannya? Dan dikemanakan saja hartanya? Mari kita lanjutkan…
* Di usia 12 tahun Rasulullah SAW sudah mulai berdagang dengan magang pada pamannya yang memelihara Rasul sejak orang tua & kakeknya tiada.
* Di usia 17 tahun, beliau memutuskan untuk hidup mandiri karena pamannya sendiri memiliki banyak anak & kebutuhan. Rasul berdagang sendiri sejak itu.
Beliau sebagai mudharib (pengelola aset) dari para pemodal yaitu orang2 kaya di Mekkah & mengelola harta anak yatim yang dikembangkan.
Julukan al-Amin (yang dipercaya) diperolehnya dari mitra bisnis dan penduduk Mekah karena perilakunya yang terpercaya, tidak pernah bohong.
Bukan cuma berdagang di Mekah, perdagangan internasional ke seluruh semenanjung Arab dijalaninya pada usia masih sangat muda.
Beliau bisa mendapatkan untung sampai 2 kali lipat dari pedagang lainnya, sampai pernah diberikan bonus oleh salah satu investor-nya yang bernama Siti Khadijah.
* Di usia 25 tahun, beliau menikah dengan Khadijah dan memberikan 20 ekor unta + 12ons emas sebagai mahar. (Nilainya sekarang ratusan juta lho) Ini bukti bahwa ia adalah orang yang sangat kaya di usia 25tahun. Maharnya saja lebih dari Setengah Milyar jika dihitung dgn nilai sekarang. !!!
Menikahi orang kaya bukan berarti beliau duduk santai. Sebagai laki2 yang bertangungjawab, Rasulullah justru makin giat usahanya.
* Di usia 37, beliau sudah tidak berdagang lagi & hanya menjadi pemodal saja. Sudah bebas finansial di usia 37, subhanallah. …!!
Usia 37 beliau lebih peduli tentang masalah moral, sosial ekonomi masyarakat. Urusan perdagangan ditinggalkan & berkontemplasi di gua Hira.
* Di usia 40 beliau mendapatkan wahyu kenabian & menyebarkan Islam. Meluruskan moral & akhlak.
* Di usia 53 beliau hijrah bersama para sahabat & meninggalkan harta mereka di Mekah. Start dari awal lagi di Madinah. Setelah membangun mesjid, pasar pun didirikan di sebelahnya. Ini menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi juga harus diperhatikan.
Sebelum pasar dibuka, para sahabat bukan sibuk promosi & launching produk. Tapi sibuk beribadah di masjid dan bertaubat, karena taubat adalah salah satu pintu rezeki.
Income Rasul sebagai kepala negara adalah dari hasil peperangan, zakat, pajak, dll yang sangat besar. Tapi beliau pilih tetap hidup sederhana.
Di periode Madinah ini banyak aturan muamalat yang turun: larangan riba dan pola bisnis yang haram. Rasulullah melakukan cek langsung di pasar.
Tahapannya: Membenahi akhlak & moral selama periode Mekah, lalu membenahi aturan sosial & ekonomi selama periode Madinah.
Diawali dengan magang (umur 12th), lalu berdagang (17). Jadi business owner (25), lalu investor (37). Setelah jadi Rasul (umur 40), beliau jadi regulator.
3thn magang, 8thn dagang, 12thn owner, 16thn financial freedom-start awal lagi dgn hijrah, lalu 10thn jadi regulator, motivator, inspirator.
Beliau hibahkan harta keluarganya & sedekah untuk kaum dhuafa sebelum wafat & tidak meninggalkan harta waris.
Harta bukan tujuan hidup Rasullullah sallahualaihi wassalam, ia tolak sogokan emas dari Quraisy. Tapi kekuatan finansial tetap harus dimiliki agar bisa hidup mandiri.
Semoga kita semua bisa bercermin dari kehidupan finansial Rasul sebagai salah satu panduan kita dalam menjemput rizki Ilahi. Amin Ya Rabb…
Diambil dari milis TDA (diposting oleh Pak Ali Budiman) dan twitter Pak Ahmad Ghozali