Happiness Inside # 2

Sahabat Pintar, setelah kita bahas di artikel sebelumnya tentang esensi belajar dan misi hidup, sekarang mari kita kupas lagi buku Happiness Inside yang mencerahkan ini ^__^

Hidup tidak pernah menuntut, kitalah yang menuntut diri kita untuk menjadi dan memperoleh sesuatu, bahkan dalam pencapaian impian tersebut, seseorang rela mengorbankan kedamaian pikirannya. Padahal kita semua sadar bahwa sebenarnya semua impian manusia berujung pada suatu hal yang benar-benar dasar yang setiap orang inginkan yaitu kedamaian pikiran. Kedamaian pikiran inilah yang kita cari dan dengan kedamaian pikiran inilah kualitas hidup dapat diraih.

jangan memprioritaskan jadwal Anda tapi jadwalkan prioritas Anda.” Dengan menjadwalkan prioritas kita mulai memilih apa yang benar-benar perlu dan apa yang tidak.

Mungkin indahnya bintang, deburan ombak juga sejuknya udara pegunungan serta merdunya kicauan burung adalah sesuatu hal yang biasa pada saat ini, tapi seiring dengan waktu yang berpacu dengan usia, di mana penglihatan dan pendengaran serta kondisi tubuh yang mulai melemah, maka bisa jadi semua hal di atas akan berubah menjadi barang antik nan langka.

Seperti yang tertulis diatas, sekarang ini kita hidup seperti dalam perlombaan, kita mengumpulkan segala sesuatunya, kita ingin mendapatkan semuanya yang kita inginkan, cinta yang berlimpah, perhatian yang lebih banyak, dihormati lebih sering. Rumah yang lebih besar dan uang yang bertambah terus, manusia benar-benar dalam perlombaan mengumpulkan.

Ada baiknya kita mencontoh alam raya yang selalu berorintasi untuk selalu memberi tanpa memperhatikan apa yang ada diterima.

Lihatlah matahari yang selalu memberi tanpa membeda-bedakan, dan karena itulah segala tanaman tumbuh menghadap matahari. Hidup yang mengalir seperti yang dikatakan para tertua kita bukanlah hanya menuruti apa yang hati katakan namun lebih dalam dari itu. Hidup yang seimbang adalah hidup yang selarasdengan alam dimana kita berorientasi selalu dengan memberi dan memberi. Dengan indahnya Winston Churchill berkata” kita hidup dari apa yang kita berikan” sekali lagi hidup bukanlah sebuah perlombaan mengumpulkan sebanyak-banyaknya tetapi atas apa yang bisa kita berikan sebelum meninggalkannya.

Orang yang selalu memilih untuk melihat dunia dari sisi keindahan adalah orang-orang yang beruntung, mereka tidak terganggu dengan keadaan dan tidak menyalahkan situasi, mereka mampu memanfaatkan kekuatan diri yang luar biasa yang terdapat di dalam setiap manusia, yaitu kemampuan untuk memilih.

Ketika kita benar-benar menginginkan sesuatu maka alam semesta akan bersatu untuk mewujudkan keinginanmu,” Merupakan sebuah kalimat yang dahsyat dari salah seorang pengarang terbesar yang bernama paoulo coelho.

Sebuah keinginan, Suara hati barulah terdengar ketika pikiran kita tidak di sibukkan dengan ketakutan akan masa depan atau hitungan untung rugi.

Walaupun tidak diberi imbalan apapun kita senang untuk mengerjakannya.

Alam semesta bekerja dengan caranya sendiri dalam mewujudkan niat seseorang, kita tidak mungkin mendikte kekuatan tak terbatas itu, untuk setiap niat ada baiknya kita bertanya “ apakah niat ini akan membawa kebaikan pada saya dan banyak orang lain yang saya kenal atau tidak?” bila jawabannya adalah ya dan ada perasaan damai serta suka cita merangkul diri Anda maka Anda sudah di rel yang benar. Setelah itu hal yang terbaik setelah niat atau keinginan itu terbentuk adalah melepaskannya. Melepas di sini artinya sama dengan ikhlas atau tidak terikat dengan apapun hasilnya, sambil percaya bahwa apapun yang terjadi adalah yang terbaik. Dengan mempunyai keyakinan seperti ini kita akan selalu bersyukur dimana perasaan damai akan selalu menyertainya.

Coba bila kita ubah pertanyaan menjadi, “apa yang harus saya lakukan untuk membuat toko ini menjadi ramai?” “oh, kita bisa pasang di depan toko, atau beriklan di media cetak, membaca buku-buku pemasaran atau memberi hadiah menarik,” dan banyak lagi tentunya. Di sini kita bisa melihat bagaimana perubahan siang dan malam terjadi hanya dengan mengubah pertanyaan. Apabila kita malas, kita bisa bertanya, “kenapa ya?” atau menantang pikiran dengan pertanyaan,”bagaimana saya bisa menjadi rajin?”. Mengubah pertanyaan sama seperti mengubah fokus. Mengubah dari fokus pada masalah menjadi fokus pada solusi.

We too often focus only on negative aspct of life, on what is bad. If we’re more willing to see the good and the beautiful things that surrounds us, we would be able to change our family. From there, we would be able to bring peace and love to our world which hunger so much for these things.

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) padamu,

Dengan kata lain, tinggi rendahnya kebahagiaan seseorang berbanding lurus dengan tinggi-rendahnya rasa syukurnya.

Karena kita tidak terlatih untuk melepaskan dan menerima keadaan yang terjadi. Selama hidup kita lebih sering belajar dan juga diajarkan untuk mendapatkan bukan memberi, mengejar bukan melepas, mengumpulkan dan bukan berbagi. Ini membuat hidup bagai perlombaan untuk mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya, bukan untuk memberi yang terbaik untuk kehidupan. Winston Churchill, Perdana Mentri Inggris yang melegenda , pernah mengatakan,”kita hidup dari apa yang kita dapatkan dan kita berbagi dari apa yang kita berikan.”

Bekerja dengan fokus memberi dan melupakan hasil bukan hanya baik, namun yang terbaik. Coba luangkan lah waktu dan sadarilah alam semesta bekerja, tirulah matahari, apa yang dilakukannya setiap saat hanya terpusat untuk memberi, dan karena itulah seluruh tumbuhan menghadap ke dia. Contohlah bunga, dia menghadirkan keindahan bagi yang melihat, memunculkan keharuman buat disekitarnya dan kesuburan bagi tanah ketika sudah mati.

Kita hidup di alam semesta yang tidak mempunyai ruang hampa dimana kita melemparkan sesuatu dan hilang begitu saja. Apa pun yang kita buang pasti akan kembali kepada diri kita, karena itu jangan pernah takut, terus beri semaksimal mungkin untuk dunia dan lupakan hasilnya. Dalam berbuat baik lakukan yang terbaik, karena tidak ada satu pun perbuatan baik yang sia-sia.”

Jadi, jelaslah bahwa baik dan buruknya itu, bukan tergantung dari sesuatu yang kita lihat. Bukan peristiwanya, tapi tergantung kacamata apa yang kita pakai. Membersihkan dan mengatur fokus kacamata adalah suatu hal yang sangat diperlukan untuk menguatkan paradigma kita. Sama seperti otot kita, bila ingin sehat dan kuat, maka latihan secara baik dan teratur adalah mutlak.        Indahnya kehidupan bukan terlihat dari mata yang memandang,telingga yang mendengar atau lidah yang mengecap, namun terdapat pada arti yang kita letakkan pada setiap momen kejadian hidup ini.

Jangan lupa, jika Sahabat Pintar ingin membaca buku-buku motivasi, bisnis, IT, komik, dst datang saja ke:

Rumah Pintar Kembar

Jl. Solo-Yogya km.30 Jombor Ceper Klaten
(0272) 3154777

Buka tiap hari pukul 08.00