Judul di atas terlintas di benak saya beberapa waktu yang lalu. Warung soto ayam yang sudah berdiri puluhan tahun lalu di dekat LKP KEMBAR tutup! Agak mengherankan memang. Karena beberapa bulan yang lalu, saya sering beli di sana dan memang selalu ramai untuk ukuran warung soto tengah kampung. Apa sebab? Saya kurang tahu pasti. tapi pastinya ada beberapa hal yang bisa diambil hikmahnya.
Pertama, si empunya warung sudah sangat tua (lansia) dan anaknya enggan meneruskan usahanya. Ini yang biasa terjadi di kalangan pengusaha Jawa. Biasanya kesuksesan usaha hanya bisa bertahan di generasi pertama atau kedua. Ada mungkin beberapa yang mampu bertahan hingga lintas generasi, tapi tentunya tak sebanyak yang mundur setelah kesuksesan generasi pertama. Mungkin ada baiknya kita berkaca pada pengusaha Tionghoa atau Cina yang kebanyakan sukses mewariskan usahanya. Ingat: mewariskan USAHA, bukan mewariskan UANG atau ASET.
Kedua, si empunya warung lebih sayang/lebih menghargai uang ketimbang waktu yang dimiliki. Saking sayangnya terhadap uang, ia enggan mempekerjakan beberapa karyawan untuk membangun dan mengembangkan usahanya. Atau mungkin, ia mempekerjakan karyawan tapi dengan gaji minim sehingga si karyawan tidak betah bekerja di sana dan tidak enjoy karena tidak sejahtera.
Kebanyakan dari kita mungkin sayang..ah..mending uangnya untuk saya ketimbang untuk menggaji orang. Padahal, kalau kita mau mempekerjakan orang lain ada beberapa manfaat yang bisa kita tuai: menambah pahala karena kita membuka pintu rezeki untuk orang lain, berbagi rezeki dengan karyawan, dan tentunya waktu yang kita miliki akan lebih banyak karena beberapa tugas kita delegasikan ke karyawan.
Jadi, saya ingin bertanya kepada Anda (dan diri saya sendiri): Hai Pengusaha, Mana yang Lebih Anda Hargai Tinggi: Uang atau Waktu? Uang bisa dicari dan dikembangbiakkan melalui usaha dan orang-orang dalam usaha kita, tapi waktu kita sehari ya 24jam saja. Renungkan!