
Katakanlah : Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung kami dan hanya kepada Allah, orang-orang yang beriman harus bertawakkal. (QS. At-Taubah; 51)
Dalam kehidupan ini, kita manusia tidak akan pernah lepas dari kesulitan-kesulitan hidup. Allah sendiri berfirman bahwa, Ia akan terus memberikan cobaan-cobaan sampai benar-benar hatinya yakin dan percaya akan kekuasaan Allah dan supaya keimanan mereka teruji, apakah mereka kuat menyeberang rintangan tersebut atau sebaliknya. Hal ini sudah menjadi ketetapan Allah SWT bagi hambanya. Allah sendiri juga berjanji bahwa mereka tidak akan diuji melewati batas kemampuannya sendiri.
Yang terpenting saat ini kita harus menyakini dan selalu bersikap optimis dalam menghadapi segala rintangan-Nya. Kita harus yakin bahwa Allah akan selalu bersama kita bahkan lebih dekat ketimbang urat nadi leher kita. Kita justru harus memperbanyak kualitas beribadah dan bersyukur kita ketika musibah dan rintangan tersebut terjadi pada diri kita karena dari rintangan tersebut kita akan mendapatkan manfaat dari sisi-Nya maka bertawakkallah kepada-Nya agar selalu diberi perlindungan.
Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa) : Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami ; ampunilah kami ; dan rahmatilah kami. Engkau penolong kami maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. (al-Baqarah 286)
Sebagaimana ungkapan ayat di atas bahwa Allah tidak akan memberikan suatu cobaan di luar batas kemampuan manusia. Sejatinya, makhluk Allah di dunia ini akan selalu dibarengi dengan cobaan rintangan yang sesuai dengan kapasitasnya. Perlu digarisbawahi, di sini adalah ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dilakukannya. Artinya, ketika kita diberi suatu cobaan oleh Allah maka jalan yang akan di tempuh ada dua hal : yakni bisa membawa kepada kebaikan dan keburukan. Hal ini tergantung pada sikap kita terhadap cobaan yang menimpanya.
Untuk itu, bersikaplah dengan sikap yang baik karena sikap akan membawa kita pada jalan lurus kemudian akan membawanya pada kebahagiaan yang kekal kelak. Kita harus yakin bahwa cobaan yang kita terima tidak akan melebihi kadar kemampuannya melainkan sudah tertulis dalam kitab-Nya. Cobaan bukanlah tanpa tujuan dan bukan arah yang tidak jelas. Melainkan semata apakah kita mampu menepisnya dengan tepisan yang baik ataukah tidak.
Sumber: http://optimisme.weebly.com/